Realitasindo.com-Jumat, 24 Feb 2023 09:55 WIB Foto: Peserta pemilihan Ana’dara Kallolo Mallello Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2023. (dok.istimewa)
Soppeng – Siswi SD di Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Nabila Alivia Risfanhy gagal menjadi juara dalam lomba bertajuk Pemilihan Ana’dara Kallolo Mallello 2023 hingga menjadi sasaran bully rekannya. Ibu Nabila, Andi Astrid pun protes karena anaknya gagal juara padahal diklaim mendapat nilai tertinggi.
“Kami kecewa dengan kegiatan itu. Anak saya Nabila Alivia Risfanhy dia mendapatkan nilai tertinggi tapi tidak mendapat juara,” kata orang tua Nabila, Andi Astrid kepada detikSulsel, Jumat (24/2/2023).
Kompetisi Pemilihan Ana’dara Kallolo Mallello berlangsung di Cafe Tripel 888 Soppeng pada Kamis-Jumat, 17-18 Februari 2023. Kegiatan itu diikuti sebanyak 23 peserta se-Kabupaten Soppeng.
Astrid mengatakan, panitia membagi dua kategori peserta yakni kategori cilik A untuk kelas 1 sampai kelas 3, dan kategori cilik B kelas 4 sampai kelas 6. Anaknya yang akrab disapa Fanhy mengikuti kategori cilik B.
“Untuk Fanhy dia mengikuti kategori cilik B. Di babak grand final diambil perhitungan juri, dan nilai Fanhy dicoret-coret oleh salah satu juri. Dan salah satu juri yang memberikan pernyataan kalau nilainya rendah dengan alasan rambutnya pirang,” sebutnya.
Astrid menuturkan, pihaknya melakukan protes atas pernyataan juri. Sebab dari awal panitia tidak pernah mempermasalahkan soal warna rambut.
“Kami protes karena rambut pirang tidak masuk kategori penilaian, dan sudah disampaikan oleh panitia dari awal. Pihak panitia langsung minta maaf karena mengaku ada kekeliruan terkait rambut pirang,” bebernya.
Astrid menambahkan, persoalan juara bukan menjadi masalah. Namun mental anaknya disebut terganggu lantaran dirundung rekan sekolahnya.
“Kami minta pertanggungjawaban sama penyelenggara karena anak saya diolok-olok terus sama teman sekolahnya. Dan sampai sekarang masih menangis kalau diingatki itu kejadian, dan langsung tidak mau sekolah,” jelasnya.
“Intinya kami minta transparansi penilaian, dan objek penilaian kepada juri dan penyelenggara. Fhany nilai tertinggi tapi tidak dapat juara,” sambung Astrid.
Hisby beralasan telah terjadi kesalahpahaman soal penilaian. Menurutnya, panitia tidak mempersoalkan terkait rambutnya yang pirang.
“Namun juri pada saat rembuk tidak mau terima soal itu. Dan juri tidak mau diatur. Itulah misnya antara panitia dan juri yang bikin anjlok nilainya Fanhy,” imbuhnya.(*Detik sulsel).