Realitasindo.com– Tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Sunarti (49) untuk menjadi salah satu dari ratusan ribu Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia.
Bermodal Rp 10 juta, perempuan asal Desa Lasitae, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan itu memutuskan untuk menjadi Agen BRILink pada 2013. Ia pun menjadi Agen BRILink pertama di desanya.
Sunarti berkisah, saat baru memulai menjadi Agen BRILink, masih banyak masyarakat sekitar yang belum memahami dengan benar apa itu BRILink.
Sebagai contoh, masih ada masyarakat yang berpikir bahwa setiap transaksi di Agen BRILink akan mendapat bukti transaksi di rekening koran.
“Jadi, masyarakat maunya seperti di bank, kalau setor tunai maunya tercetak sekian saldonya. Saya arahkan, begitu ada kartu ATM dan setelah selesai transaksi, tidak perlu cetak di buku rekening,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (23/3/2023).
Meski demikian, Sunarti tetap gigih mengedukasi masyarakat sekitar. Ia tak kenal lelah menjelaskan kepada calon nasabah bahwa bertransaksi menggunakan Agen BRILink itu sangat mudah, praktis, dan lebih dekat.
Alhasil, masyarakat Desa Lasitae kini menjadi paham saat bertransaksi menggunakan AgenBRILink. Bahkan, sudah banyak masyarakat desa yang memiliki ATM.
Dalam satu bulan, perempuan 49 tahun itu mampu melayani 300 nasabah dengan nominal transaksi yang sangat bervariasi.
Adapun nasabah yang sering bertransaksi ke agen milik Sunarti umumnya para nelayan. Mereka biasa membayar cicilan Kredit Usaha Rakyat (KUR) setiap bulan.
Menjadi Agen BRILink, kata Sunarti, merupakan pilihan tepat untuk mengembangkan usahanya.
Ia sendiri sebelumnya sudah memiliki usaha lain, yakni toko bahan kebutuhan pokok dan usaha bahan olahan kepiting.
“Ada penghasilan tambahan didapat selain usaha toko,” imbuh Sunarti.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto mengungkapkan bahwa pihaknya tersebut mendorong peran agen bank untuk meningkatkan akses keuangan di Indonesia.
“Hingga akhir Desember 2022, tercatat Jumlah AgenBRILink telah meningkat 24,6 persen year-on-year (yoy) menjadi 627.000 agen dengan nilai transaksi mencapai Rp 1.298 triliun atau tumbuh 13,5 persen yoy,” paparnya.
Andrijanto menambahkan bahwa selain menjadi bentuk implementasi literasi keuangan sekaligus inklusi keuangan, model bisnis tersebut merupakan bentuk nyata prinsip sharing economy.
“Agen BRILink juga memberikan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan masyarakat,” jelasnya.(kompas.com)