Alokasi Anggaran Rp3 Miliar untuk Penanganan Stunting, Dewan Nilai Tak Cukup

Realitasindo, Bontang – Anggaran sebesar Rp3 miliar yang dialokasikan untuk penanganan stunting di Kota Bontang, Kalimantan Timur, dianggap terlalu minim untuk mengatasi masalah gizi buruk yang terus meningkat, terutama di tiga kecamatan.
Anggota DPRD Bontang, Muhammad Yusuf, mengungkapkan keprihatinannya atas alokasi ini, yang dinilai tidak memadai untuk menjawab tantangan kesehatan masyarakat yang kompleks.
Yusuf menegaskan, dengan hanya Rp3 miliar, pemerintah tidak akan mampu mengatasi masalah stunting yang mengkhawatirkan, terlebih di tengah keterbatasan alat ukur dan kurangnya koordinasi di lapangan.
“Dana yang ada tidak cukup untuk menjangkau kebutuhan di ketiga kecamatan, sehingga penanganan stunting akan terhambat,” ujarnya saat rapat, Selasa (5/11/2024).
Pentingnya meningkatkan alokasi dana untuk penanganan stunting menjadi sorotan utama Yusuf. Ia menekankan bahwa stunting harus menjadi prioritas utama yang mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.
“Kita harus melihat betapa seriusnya masalah ini dan bagaimana alokasi yang ada tidak sebanding dengan kebutuhan di lapangan,” imbuhnya.
Selain itu, dirinya juga menyoroti pentingnya insentif bagi kader kesehatan yang saat ini tergolong rendah, yaitu Rp300 ribu per bulan. Pembayaran insentif yang tidak memadai ini, menurutnya, berpotensi mengurangi motivasi kader dalam menjalankan tugas mereka.
“Kader kesehatan sangat berperan dalam penanganan stunting, tetapi dengan insentif yang minim, mereka mungkin tidak memiliki semangat yang cukup untuk bekerja dengan optimal,” jelasnya.
Yusuf juga menggarisbawahi perlunya standarisasi dalam penentuan kasus stunting, mengingat banyak kader kesulitan membedakan status gizi anak secara tepat.
“Dengan standarisasi, data lebih akurat dan stunting dapat segera ditangani,” pungkasnya. (adv)