Realitasindo.com – Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman, merespons berbagai kritik dari masyarakat dengan aksi nyata di lapangan. Di tengah dinamika politik menjelang Pilkada 2024, Ardiansyah memilih fokus pada peningkatan pelayanan publik dan pembangunan infrastruktur sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada warga Kutim.
Kritik terhadap pemerintahannya, terutama terkait lambannya pembangunan dan pelayanan, tidak membuat Ardiansyah terdiam. Sebaliknya, ia segera mengarahkan jajarannya untuk bekerja lebih keras dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah percepatan proyek pembangunan dan pembenahan jalan rusak yang selama ini menjadi keluhan utama warga, seperti jalan H. Masdar di Kecamatan Sangatta Utara.
Jalan tersebut sebelumnya tuai kritik, bahkan sampai ditanami pohon pisang oleh warga sebagai simbol protes karena kondisinya yang rusak dan berlumpur. Persoalan ini juga disampaikan langsung oleh warga kepada Ardiansyah melalui pesan WhatsApp.
“Mohon maaf pesan di WA yang masuk ke saya tidak saya jawab. Ini bukan saatnya untuk berdebat panjang. Tugas saya sebagai Bupati adalah bekerja dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Kritik selalu ada, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita meresponsnya dengan tindakan nyata,” ujar Ardiansyah di acara deklarasi Forum Solidaritas Keluarga Sulawesi Selatan untuk Bapaslon Bupati dan Wakil Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman dan Mayunadi (ARMY), Sabtu (31/8/2024).
Selain Jalan H. Masdar, sejumlah jalan lain juga ditingkatkan, seperti Jalan IA. Mois, Jalan Jenderal Sudirman (pelebaran bahu jalan), Jalan H. Abdullah (pekerjaan parit), Jalan Reng Road (pekerjaan jembatan), Jalan Teluk Rawa (peningkatan jalan), Jalan Dayung (pekerjaan parit), dan Jalan Poros Kabo (pekerjaan parit dan peningkatan jalan).
Ardiansyah juga berkomitmen untuk memastikan ketersediaan listrik di seluruh wilayah Kutim. Salah satu buktinya adalah penyediaan listrik 24 jam untuk warga Desa Pengadan, Kecamatan Karangan, khususnya di Kampung Bukit Batu Bara Kilometer 26, yang baru saja diresmikan pada 30 Agustus kemarin.
Menurutnya, kehadiran listrik bukan sekadar soal penerangan, tetapi langkah maju dalam pembangunan daerah. Listrik 24 jam ini merupakan hasil sinergi antara Pemkab Kutim dan PT PLN untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Saya memahami masyarakat membutuhkan bukti, bukan sekadar janji. Oleh karena itu, saya dan seluruh jajaran Pemkab Kutai Timur akan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik,” tegas Ardiansyah.
Upaya Ardiansyah dalam merespons kritik dengan aksi nyata mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat di beberapa desa yang sebelumnya vokal menyuarakan ketidakpuasan. Peningkatan akses jalan dan perbaikan fasilitas publik telah meningkatkan kepercayaan warga terhadap pemerintah daerah.
Ketegasan Ardiansyah dalam merespons kritik ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat dan pemuda di Kutim. Mereka menilai Ardiansyah sebagai pemimpin yang tidak hanya mendengarkan, tetapi juga bertindak demi kemajuan daerah dan kesejahteraan warganya.
“Pak Ardiansyah tidak hanya berbicara, tapi benar-benar bekerja. Kami melihat perubahan yang nyata di lapangan,” ungkap Suharman Cono, salah satu tokoh masyarakat yang pernah menjabat sebagai Camat di Kecamatan Bengalon. (IRSahara).