ADVERTORIALPemkab Kutai Timur

Sudirman Latif: Penggabungan STIPER dan STAIS Tingkatkan Daya Saing Pendidikan

Realitasindo.com – Penggabungan Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Kutai Timur (Kutim) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (STAIS) Sangatta menjadi sorotan dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa Wisuda Sarjana ke-XIX STIPER, Kamis (5/12/2024).

Asisten Administrasi Umum Setkab Kutim, Sudirman Latif, menyampaikan langkah tersebut sebagai upaya meningkatkan daya saing dan kemandirian pendidikan tinggi di Kutai Timur.

“Maksud pembentukan tim percepatan penggabungan ini adalah untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian perguruan tinggi kita. Walaupun keduanya berada di bawah kementerian berbeda, namun proses ini memungkinkan,” ujar Sudirman mewakili Bupati Kutim saat memberikan sambutan.

Sebanyak 80 mahasiswa dari berbagai program studi resmi diwisuda dalam acara yang berlangsung di Ruang Akasia, Gedung Serba Guna (GSG), Bukit Pelangi. Para lulusan terdiri dari 46 mahasiswa Prodi Agroteknologi, 4 dari Prodi Peternakan, 9 dari Prodi Teknik Pertanian, 16 dari Prodi Kehutanan, dan 4 dari Prodi Ilmu Kelautan.

Sudirman menegaskan pentingnya wisuda ini sebagai wujud keberhasilan perjuangan para mahasiswa. “Alhamdulillah, hari ini kita menyaksikan hasil perjuangan anak-anak kita. Semoga ilmu yang didapat menjadi bekal untuk berkontribusi dalam pembangunan, khususnya di Kutim,” katanya.

Dalam sambutannya, ia juga menekankan bahwa sinergi antara STIPER dan STAIS akan menjadi solusi untuk mengatasi tantangan sistem keuangan perguruan tinggi yang tidak dapat terus bergantung pada hibah.

Ketua STIPER Kutim, Ismail Fahmi, dalam kesempatan yang sama, menyatakan komitmennya untuk terus melahirkan lulusan berkualitas. Ia memaparkan inovasi baru berupa rencana menggantikan tugas akhir skripsi dengan publikasi jurnal ilmiah untuk mendorong efisiensi masa studi.

“Alhamdulillah, rata-rata masa studi lulusan kali ini adalah 4 tahun 10 bulan. Ke depannya, kami akan berupaya meningkatkan efisiensi kelulusan melalui program-program akselerasi,” ungkap Ismail.

Penggabungan STIPER dan STAIS diyakini akan memperkuat peran pendidikan tinggi di Kutim, khususnya dalam menghadapi tantangan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Dengan kolaborasi tersebut, Pemkab Kutim berharap kedua perguruan tinggi dapat berkontribusi lebih besar bagi pertumbuhan daerah dan kesejahteraan masyarakat.(ADV/diskominfo)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button