Realitasindo, Bontang – Anggota Komisi A DPRD Bontang, Aloysius Roni, menyoroti kendala yang dihadapi dalam penanganan stunting di daerah tersebut. Dalam rapat yang dihadiri oleh pihak Dinas Kesehatan (Dinkes), Roni mengungkapkan keprihatinannya terhadap rendahnya implementasi program yang ada.
Roni mempertanyakan efektivitas rapat yang diadakan jika suara wakil rakyat tidak didengarkan. Ia menyatakan, “Untuk apa kita hadir rapat di sini kalau tidak dihargai sebagai wakil rakyat?”.
Ia menekankan pentingnya dukungan dari perusahaan-perusahaan besar di wilayah Bontang untuk mengatasi isu stunting yang dialami masyarakat, terutama di daerah sulit dijangkau seperti Bontang Selatan dan Utara.
Lebih lanjut, Roni menekankan pentingnya sarana dan prasarana dalam mendukung upaya penanganan stunting. Ia meminta agar fasilitas yang ada, seperti Posyandu, diperbaiki agar lebih efektif dalam memberikan pelayanan.
“Saya harap dinkes meningkatkan sarana dan prasarananya,” sebutnya, Senin (28/10/2024).
Menanggapi pertanyaan tersebut, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Bontang, Bambang Sri Mulyono, menjelaskan bahwa sarana dan prasarana bukan sepenuhnya tanggung jawab Dinas Kesehatan.
Ia mengatakan, penyediaan tempat merupakan tanggung jawab kelurahan, sementara Dinas Kesehatan berfokus pada alat dan program pelayanan. Bambang juga menyebutkan, saat ini ada integrasi layanan primer yang mencakup balita, remaja, dan lansia yang semuanya akan dilayani di Posyandu.
“Data pusat saat ini sudah ada di Posyandu, dan kami sedang mempersiapkan peluncuran program baru pada tanggal 17 mendatang,” lanjutnya.
Harapannya, dengan adanya program baru ini, penanganan stunting di Bontang dapat lebih efektif dan berdampak positif bagi masyarakat. (adv)