Komisi C Harap Pelatihan Welder Berjenjang Meningkatkan Daya Saing Tenaga Kerja Bontang
Realitasindo, Bontang – Kebutuhan tenaga kerja terampil di Bontang, khususnya di sektor industri migas, semakin mendesak. Menyadari hal ini, anggota Komisi C DPRD Bontang, Muhammad Sahib, mengusulkan agar Pemkot Bontang segera melaksanakan pelatihan welder berjenjang.
Usulan ini muncul sebagai respons terhadap pernyataan Dinas PUPR yang merencanakan pelatihan sertifikasi welder 3G pada Senin (21/10/2024). Sahib menekankan bahwa pelatihan ini harus lebih komprehensif untuk memenuhi kebutuhan industri yang berkembang pesat.
“Pelatihan 3G mungkin bisa menjadi langkah awal, tetapi itu tidak cukup untuk mengisi posisi di perusahaan besar seperti PT Badak LNG yang membutuhkan sertifikasi minimal 6G,” ungkapnya.
Menurutnya, tanpa adanya pelatihan berjenjang, tenaga kerja lokal akan kesulitan untuk bersaing dengan pekerja dari luar daerah yang memiliki keterampilan lebih tinggi.
“Kami tidak ingin masyarakat lokal hanya menjadi penonton di daerah sendiri,” tegasnya.
Sahib menambahkan bahwa sektor migas adalah salah satu sektor yang menjanjikan di Bontang. Dengan adanya investasi besar-besaran di industri tersebut, permintaan akan tenaga welder berkompeten diperkirakan meningkat pesat.
“Dari data yang kami peroleh, kebutuhan tahunan tenaga welder di Bontang bisa mencapai 500 orang. Ini adalah peluang emas bagi masyarakat lokal jika mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan,” paparnya.
Sebagai mantan welder yang berpengalaman, Sahib memahami betul tantangan yang dihadapi oleh para pekerja di lapangan. Oleh karena itu, pelatihan berjenjang menjadi suatu keharusan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap pakai.
“Saya telah melihat sendiri bagaimana sertifikasi yang tepat dapat meningkatkan peluang kerja. Welder dengan sertifikasi 6G bukan hanya memiliki keterampilan lebih baik, tetapi juga bisa mendapatkan upah yang lebih tinggi,” ujarnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Politisi dari Partai NasDem ini mengusulkan agar Pemkot bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar di Bontang dalam merancang kurikulum pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
“Dengan adanya keterlibatan langsung dari perusahaan, kami dapat memastikan bahwa pelatihan yang diberikan relevan dan mampu menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan standar yang diharapkan,” lanjutnya.
Sahib juga menekankan pentingnya kesinambungan dalam program pelatihan. Ia menyarankan agar peserta pelatihan yang telah mengikuti program 3G dapat melanjutkan ke tingkat selanjutnya, seperti 4G, 5G, dan seterusnya.
“Jika kita tidak memastikan bahwa mereka bisa melanjutkan ke sertifikasi yang lebih tinggi, kita akan kehilangan potensi besar yang ada di masyarakat kita,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sahib menilai bahwa program pelatihan ini tidak hanya akan meningkatkan kompetensi tenaga kerja lokal, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Kata dia, jika masyarakat Bontang memiliki keterampilan yang tepat, mereka akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang layak. Sehingga akan berkontribusi pada peningkatan taraf hidup mereka.
Sahib berharap Pemkot Bontang dapat mengalokasikan anggaran khusus untuk mendukung pelatihan welder berjenjang ini.
“Tanpa dukungan finansial yang memadai, program ini sulit untuk berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Kami perlu komitmen dari pemerintah untuk memastikan keberlanjutan program ini,” imbuhnya.
Dalam era industri 4.0 ini, keberadaan tenaga kerja yang terampil menjadi sangat penting. Sahib percaya bahwa pelatihan welder berjenjang adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa masyarakat Bontang tidak tertinggal dalam perkembangan industri.
Dengan langkah ini, Sahib berharap Pemkot Bontang dapat menciptakan peluang yang lebih baik bagi masyarakat lokal, sehingga mereka dapat bersaing dan berkontribusi dalam industri yang tengah berkembang di daerah mereka.
Selain itu, pelatihan berjenjang ini diharapkan tidak hanya akan membekali tenaga kerja dengan keterampilan, tetapi juga memberikan harapan baru bagi masa depan perekonomian lokal. (adv)