HEADLINENASIONALTERKINI

Sekaduyan Taka Menyala di Batas Negeri

Di Batas Negara, Upacara HUT ke-79 RI Dirayakan

Realitasindo.com – Di Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, upacara bendera HUT ke-79 RI berlangsung khidmat. Didorong oleh semangat cinta tanah air, masyarakat setempat bersama Kepala Desa Sekaduyan Taka, menyambut momen bersejarah ini dengan antusias.

Riuh ramai menyambut perayaan kemerdekaan tahun ini, meski kali ini pijakan upacara tak berlangsung di Istana Negara, melainkan di Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, Kabupaten Penajam Paser Utara. Semangat juang masyarakat Sekaduyan Taka membuktikan bahwa kemegahan acara bukanlah yang utama; melainkan kebersamaan dan rasa kemerdekaan yang mendalam.

Penduduk setempat aktif mempersiapkan rangkaian acara untuk memperingati kemenangan bangsa. Persiapan dilakukan secara gotong-royong, melibatkan pelajar, warga, dan dukungan dari para tentara, menunjukkan komitmen tinggi terhadap nasionalisme.

Paskibraka Muda di Tapal Batas

Desa Sekaduyan Taka tidak hanya mempersiapkan perayaan dengan kegiatan rutin, tetapi juga melibatkan para pelajar sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Relawan TNI dari Satgas Pamtas RI-Malaysia Batalyon Arhanud 8/MBC berinisiatif mencari putra-putri lokal dari sekolah-sekolah setempat, meski harus mengabaikan standar usia yang biasanya berlaku di kota besar.

“Mencari bibit di sini bukan perkara mudah, tapi semangat anak-anak di desa ini luar biasa,” ujar Serka Ronaldo Steven Nanlohy, Komandan Pos TNI di Kanduangan.

Dengan formasi seadanya, sebanyak 24 pelajar dilatih untuk menjadi Paskibraka, meski jumlah ideal biasanya mencapai 70 orang. “Kami membentuk formasi ‘kerucut’ untuk menyesuaikan dengan jumlah peserta,” kata Ronaldo.

Upaya ini bukan kali pertama. Tahun lalu, perayaan serupa telah digelar dengan melibatkan pelajar dari Sekaduyan Taka. Beberapa dari mereka kini sudah menjadi siswa SMA dan kembali mengambil peran dalam Paskibraka tahun ini.

Desa Swadaya di Batas Negara

Kepala Desa Sekaduyan Taka, Putra Sinar Jaya, merupakan sosok di balik kemajuan desa yang masih “seumur jagung” ini. Sejak ditetapkan sebagai desa definitif, Putra menggerakkan warganya dengan konsep swadaya, mengandalkan dana pribadi dan gotong royong masyarakat.

“Desa ini dibangun dengan swadaya. Kami tidak bisa terlalu berharap pada Dana Desa atau Anggaran CSR. Segala pembangunan, termasuk fasilitas dasar seperti air bersih, listrik, pendidikan, dan jalan tani, diupayakan secara mandiri,” ungkap Putra.

Sekaduyan Taka yang dihuni oleh sekitar 3.385 jiwa ini berkembang pesat, meski tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur masih menjadi kendala utama. Rumah-rumah warga mayoritas berdinding kayu ulin, khas arsitektur Bugis, dan hanya beberapa yang sudah berbentuk rumah beton.

Putra juga sangat peduli terhadap nasionalisme warganya. Dengan 1061 patok perbatasan yang melingkari desanya, ia menyadari betapa pentingnya menanamkan rasa cinta tanah air di hati masyarakat, agar tidak tergoda oleh kehidupan di negara tetangga, Malaysia.

“Kami ingin masyarakat tetap setia pada ideologi negara. Meski dekat dengan Malaysia, kami yakin mereka akan tetap memegang teguh kebanggaan sebagai warga Indonesia,” tegas Putra.

Harapan Masa Depan

Putra Sinar Jaya memiliki visi agar Sekaduyan Taka bisa berkembang menjadi kecamatan baru. Berbagai upaya dilakukan, termasuk persiapan pembangunan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur jalan.

Putra yang pernah mendapat pengakuan nasional melalui berbagai prestasi desa, kini berupaya menjadikan Sekaduyan Taka sebagai contoh desa mandiri di wilayah perbatasan. “Pendidikan adalah ujung tombak pertama. Meski dengan segala keterbatasan, pendidikan harus tetap ada,” tutupnya.(*).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button