BUMD Kutim Gagal Penuhi Target Pendapatan 2023, Hanya Capai Rp 4 M dari Rp 7 M
Realitasindo.com – Penyertaan modal Pemkab Kutai Timur (Kutim) di sejumlah badan usaha milik daerah (BUMD) seperti PDAM, BPR, dan BPD ternyata belum memberikan hasil yang maksimal. Pada tahun 2023, target pendapatan dari penempatan dana sebesar Rp 132,5 miliar hanya tercapai Rp 4 miliar, jauh di bawah target yang ditetapkan sebesar Rp 7 miliar.
Hal ini menjadi perhatian Anggota DPRD Kutim, Faizal Rachman. Dia berharap target pendapatan Rp 7 miliar per tahun dari penyertaan modal tersebut dapat tercapai pada 2025 mendatang, setelah pada 2023 hanya terealisasi Rp 4 miliar.
“Kita punya dana penyertaan modal di PDAM, BPR, dan BPD. Mereka selalu menargetkan setahun itu Rp 7 miliar, tapi disampaikan tadi kok pendapatan kita dari penempatan dana Rp 132 miliar itu kok hanya Rp 4 miliar yang didapat. Artinya ini 2023 targetnya sama, tapi hasil LHP BPK hanya Rp 4 miliar,” ujar Faizal seusai mengikuti rapat Badan Anggaran (Banggar) di ruang heraing Sekretariat DPRD Kutim, Selasa (23/7/2024).
Dia menilai, penyertaan modal Pemkab Kutim tidaklah sedikit. Bagi Faizal Rachman, angka Rp 132,5 miliar terbilang cukup besar. Akan tetapi, komitmen yang sudah ditetapkan diawal hasilnya tidak sesuai.
“Mereka selalu menargetkan setahun Rp 7 miliar. Seperti yang kita sampaikan tadi, kapan-kapan kita ngobrol dengan BPD, kenapa pendapatan kita dari dana Rp 132,5 miliar setahun itu cuma dapat Rp 4 miliar,” ujar Faizal Rachman.
Masalahnya di tahun 2023 kemarin targetnya sama yaitu Rp 7 miliar, akan tetapi hasil LHP BPK ternyata hanya Rp 4 miliar. Hal inilah yang jadi pertanyaan menurut Faizal Rachman.
“Ini yang dimasukkan ke pendapatan penempatan harta kekayaan daerah. Pada 2023 targetnya sama Rp 7 miliar, tapi hasil LHP BPK ternyata hanya Rp 4 miliar. 2025 target yang ditetapkan Rp 7 miliar juga,” tuturnya.
Dia berharap untuk tahun 2025 yang akan datang bisa tercapai mengingat di tahun 2023 kemarin pendapatan tersebut tidak memenuhi target yang diberikan.
“Jadi saya sampaikan, semoga bisa tercapai. Karena tahun 2023 tidak tercapai, hanya Rp 4 miliar,” tutupnya.(Adv/is).
Editor: Sahara