Komisi A DPRD Kutim Pelajari Pendekatan Bali Mitigasi HIV/AIDS
Realitasindo.com – Anggota Komisi A DPRD Kutai Timur (Kutim), Novel Tyty Paembonan memberikan gambaran penanganan pemerintah Bali dalam mengatasi masalah HIV/AIDS. Hal ini disampaikannya setelah melakukan studi banding ke Bali beberapa waktu lalu.
Novel menyatakan, Bali menjadi tempat pariwisata yang mampu menangani HIV/AIDS terbaik di Indonesia, meskipun pusat pariwisata mereka kerap menjadi pusat penyebaran indikasi HIV/AIDS yang tinggi.
“Bali itu kan kunjungan domestik dan internasionalnya kelihatan, dan penanganan HIV mereka, Perda mereka itu sudah 2006, jadi sekitar 18 tahun yang lalu mereka sudah ada perda,” ujar Novel di Kantor DPRD Kutim, Kamis (18/7/2024).
Novel mengaku takjub dengan kemampuan pemerintah Bali menangani penyebaran penyakit tersebut dengan cepat, meski wilayah mereka merupakan tempat berisiko tinggi penularan HIV/AIDS.
“Target mereka di 2030 itu sudah zero atau non HIV/AIDS, kegiatan mereka juga luar biasa mulai dari yang namanya tim penjangkau seperti misalnya komunitas sebaya yang sudah menderita HIV,” kata Novel.
Upaya pemerintah Bali itu, lanjut Novel, berupa inisiatif lembaga masyarakat yang bergerak dalam bidang penanggulangan HIV/AIDS, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan terikat pada MOU.
“Ada LSM gitu yang mereka libatkan mendampingi mereka dengan memantau perkembangannya sampai bisa sembuh mulai dari obatnya, peralatannya, volunteer, kemudian diberikan anggaran operasionalnya, semua di-support oleh pemerintahnya,” tutur Novel.
Penanganan Bali juga menyentuh ranah praktik prostitusi dengan memberikan berbagai edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan penularan yang berkelanjutan.
“Mereka juga masuk di kelompok prostitusi, menanyakan pada mereka ini pakai pengaman gak kalau gak, mereka diberikan alat pengaman lewat PKBI, dan yang sudah terlanjur terjangkit, mereka ada tim pendamping untuk kemudian di terapi oleh praktisi kesehatan,” jelas Novel.
Novel berharap apa yang dilakukan pemerintah Bali bisa menjadi referensi yang dimuat dalam pembentukan Perda penanggulangan HIV/AIDS di Kutai Timur.
“Yah, mereka sangat profesional dalam melibatkan semua wadah yang ada, memaksimalkannya dengan penuh tanggung jawab, dan semoga itu bisa jadi acuan pada Perda kita, karena 3 tahun terakhir, Provinsi Bali selalu masuk 3 besar terbaik dalam penanganan HIV/AIDS di Indonesia,” pungkas Novel.(ADV/Rini).
Editor: Sahara