Yan Kritik Penggunaan Anggaran untuk Bimtek di Luar Kota
Realitasindo.com – Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Yan, menyoroti kurangnya pelatihan yang konkret bagi petani untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola hasil kebun. Ia menilai pelatihan yang dilakukan sejauh ini justru lebih banyak berasal dari dimas lain yang tidak menyentuh kebutuhan spesifik para petani.
“Saya lihat yang banyak melakukan pelatihan di Kutim mungkin itu salah satunya oleh Dispora dan Disnakertrans, dan balai kerja kita oleh Disnaker, dan juga pelatihan-pelatihan wasit oleh Dispora,” ujarnya saat ditemui awak media di Kantor DPRD Kutim, Rabu (17/7/2024).
Namun, Yan menekankan bahwa tidak ada upaya nyata untuk melatih petani di tempat mereka tinggal agar dapat mengelola hasil kebunnya dengan lebih baik. “Tetapi ada tidak seperti petani-petani yang dilatih di Sangatta atau di kampungnya untuk bagaimana mengelola hasil kebunnya,” lanjutnya.
Yan menjelaskan bahwa pelatihan yang dilakukan di luar kota sering kali tidak efektif karena peserta tidak mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang materi yang diajarkan. “Yang dipahami Bimtek itu dilakukan di luar kota itu tidak tahu tentang apa sampai dengan mengunjungi ternak-ternak orang,” katanya.
Dia mengusulkan agar pelatihan dilakukan langsung di Kutim dengan melibatkan petani setempat. “Kita mau lakukan juga hal seperti itu, datang ke Kutim ajak petani-petani kita baru dilatih dan ditata, itu baru mengena karena kita melatih dan meningkatkan SDM petani kita supaya tidak mubazir dengan hasil pertanian yang tidak bisa dia kelola dengan sendiri,” jelas Yan.
Yan juga mengkritik penggunaan anggaran yang besar untuk Bimtek dan studi banding yang sering dilakukan oleh aparatur pemerintah. “Banyak sekali uang kita habis karena Bimtek dan studi banding, coba lihat berapa kali aparatur pemerintah berangkat dalam setahun dan berapa banyak duitnya yang habis,” pungkasnya.(ADV/Re).